Kerja Rodi : Sistem Kerja Paksa Pada Masa Penjajahan Belanda
Kerja Rodi : Sistem Kerja Paksa Pada Masa Penjajahan Belanda – Kamu sudah mengetahui bangsa yang kita cintai Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa – bangsa lain, salah satunya Bangsa Belanda. Pada masa penjajahan Belanda yang berlangsung selama kurang lebih 3,5 abad, rakyat Indonesia banyak mengalami peristiwa yang pilu. Salah satunya adalah rakyat kita mengalami perbudakan atau biasa dikenal dengan sistem Kerja Rodi. Sistem kerja rodi ini dilakukan di semua wilayah Indonesia yang biasanya terjadi di daerah pertambangan, perkebunan, pelabuhan, dan lokasi strategis lainnya. Mari simak lebih lanjut tentang Kerja Rodi di bawah ini.
Apa yang Dimaksud Kerja Rodi ?
Menurut laman Wikipedia, Kerja Rodi atau disebut Herendienst dalam Bahasa Belanda, merupakan sistem kerja paksa yang dipelopori oleh Herman Willem Daendels pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia. Dia adalah seorang Gubernur – Jenderal Hindia Belanda ke 36 yang menjabat pada tahun 1808 -1811.
Sistem perbudakan ini berbeda dengan sistem perbudakan lainnya yang biasanya menggunakan tahanan krimanal atau tawanan perang, sistem ini menggunakan rakyat sipil yang diberikan upah minimum atau bahkan tidak diberikan upah sama sekali.
Rakyat kita dahulu dipaksa untuk membangun berbagai proyek infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api, bendungan, dan proyek – proyek infrastruktur besar lainnya. Hal tersebut, guna kepentingan dari Pemerintahan Belanda itu sendiri. Dalam pelaksanaan sistem kerja ini, rakyat kita sering kali mendapatkan perilaku yang tidak mencerminkan rasa kemanusiaan oleh para pengawas Belanda. penyiksaan fisik, pemukulan, atau hukuman sewenang-wenang. Perlakuan kasar ini tidak hanya dialami oleh pria, tetapi juga melibatkan wanita dan anak-anak. Para pekerja juga sering dipaksa untuk bekerja berjam-jam dalam kondisi yang tidak manusiawi, tanpa henti atau istirahat yang memadai. Sejauh yang diketahui masyarakat, pekerja rodi pada masa itu tidak menerima pembayaran dan dipaksa bekerja. Namun upah tersebut di korupsi oleh para bupati sehingga tidak sampai ke tangan pekerja rodi pada masa itu.
Tujuan Kerja Rodi
Daendels sebagai pelopor dari sistem kerja ini memiliki keinginan agar rakyat kita mau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pemrintahan Belanda dalam bidang pertahanan, keamanan dan juga administrasi. Maka dari itu, dia banyak memerintahkan untuk membangun benteng – benteng pertahanan dan jalan raya. Salah satu proyek kerja rodi yang banyak kita ketahui adalah Jalan Raya Anyer – Panarukan atau dikenal dengan nama Jalan Raya Daendels.
Jalan raya ini dibangun selama tahun 1808 – 1811 yang memiliki panjang 1100 km. Tujuan dibangunnya jalan ini adalah berfungsi sebagai jalan logistik dan mempermudah mobilitas dari pasukan Hindia Belanda yang berada di Pulau Jawa.
Selain Jalan Raya Anyer – Panarukan, terdapat tujuan – tujuan lain penerapan sistem kerja paksa ini yang meliputi:
- Membuat pabrik khusus untuk persenjataan bagi tentara Hindia – Belanda yang terletak di Surabaya dan Semarang.
- Membangun benteng – benteng pertahanan di sepanjang Pulau Jawa
- Membangun pangkalan untuk angkatan laut di daerah Ujungkulon dan Anyer
Kebijakan yang Diterapkan
Demi keberhasilan dari tujuan sistem kerja paksa tersebut. Herman Willem Daendels memberlakukan beberapan kebijakan, adapun kebijakan – kebijakan kerja rodi itu meliputi:
- Memberlakukan pembayaran pajak dengan menyerahkan hasil bumi atau contingenten.
- Melakukan penjualan tanah rakyat pada pihak swasta asing, seperti pada Han Ti Ko yaitu seorang pengusaha asal China.
- Melarang penyewaan desa, kecuali digunakan untuk memproduksi garam, gula serta sarang burung.
- Setiap pegawai pemerintahan akan mendapatkan gaji tetap, tetapi pegawai pemerintahan dilarang untuk melakukan segala kegiatan perdagangan.
- Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi atau Prianger Stelsel.
Dampak Sistem Kerja Paksa
Dalam pelaksanaannya, sistem kerja paksa ini menyebabkan banyak dampak bagi pekerja maupun bagi bangsa kita sendiri. Walaupun kerja paksa ini juga berdampak baik bagi kemajuan bangsa, namun kerja rodi lebih membuat rakyat kita sangat sengsara di masa lalu.
Dampak Positif Kerja Rodi
- Rakyat Indonesia diperkenalkan tanaman baru dari benua Eropa.
- Banyak rakyat kita mengenal berbagai macam cara mengolah jenis tanaman baru.
- Terdapat banyak infrastruktur baru yang membuat kehidupan rakyat Indonesia menjadi lebih maju.
Dampak Negatif Kerja Rodi
- Menyebabkan banyak korban jiwa yang meninggal dunia terutama pada masa pembangunan Jalan Raya Anyer – Panarukan.
- Para pekerja mendapatkan perlakuan yang kasar seperti dipukul dan dianiaya.
- Para pekerja diberikan upah yang sedikit sehingga menyebabkan kesulitan ekonomi.
Akhir Dari Kerja Rodi
Rakyat Indonesia tidak tinggal diam dengan sistem kerja paksa ini. Banyak perlawan terjadi untuk memberhentikan sistem ini. Namun, kerja rodi diakhiri oleh kemenangan Inggris atas Perancis di Perang Napoleon, membuat Hindia Belanda akhirnya jatuh ke tangan Inggris pada tahun 1811.
Oleh karena itu, Gubernur Jendral Hindia Belanda digantikan oleh Thomas Stamford Raffles. Dia lebih mementingkan aspek kebebasan yang menjadikan tanda masa akhir dari sistem kerja rodi.
Walaupun sudah lama berlalu, kita tidak seharusnya melupakan peristiwa tragis tersebut dan perjuangan masyarakat Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Sebagai bagian dari sejarah Bangsa Indonesia, kita perlu menghargai dan mengenang mereka yang mengalami penderitaan dalam sistem kerja rodi ini.