Museum Fatahillah, Wisata Sejarah yang Menarik di Jakarta
Museum Fatahillah yang disebut juga dengan Museum Sejarah Jakarta merupakan salah satu tempat wisata sejarah yang patut untuk kamu kunjungi ketika berada di Jakarta.
Museum Jakarta yang sangat bersejarah ini terlatak di kawasan Kota Tua Jakarta, Jakarta Barat. Ketika kamu mengunjungi museum ini, kamu akan menyaksikan perkembangan kota Jakarta dari masa pra sejarah hingga modern.
Baca Juga : 10 Mall di Jakarta Barat yang Wajib Untuk Dikunjungi
Selain itu, pada museum ini juga terdapat Taman Fatahillah yang menjadi tempat rekreasi masyarakat Jakarta. Kamu juga bisa menjumpai pedagang Kerak Telor, salah satu makanan khas Jakarta yang sering dijadikan oleh – oleh khas Jakarta.
Penasaran dengan Museum Fatahillah yang dikenal juga dengan Museum Sejarah Jakarta ? Simak ulasan di bawah ini !
Baca Juga : Museum Wayang Jakarta: Sejarah, Tiket, Lokasi, dan Jam Buka
Sejarah Museum Fatahillah Jakarta
Museum Fatahillah menyimpan banyak cerita menarik tentang masa lalu Jakarta, mulai dari arsitekturnya hingga koleksi yang dipamerkan. Setiap sudut museum ini memiliki kisah unik yang membantu kita memahami bagaimana Jakarta tumbuh menjadi seperti sekarang.
Sebagai salah satu ikon Jakarta selain Monas, Museum Fatahillah menjadi saksi perjalanan panjang sejarah kota ini. Mengunjungi museum ini bukan hanya melihat pameran, tapi juga merasakan perjalanan waktu dan belajar tentang perkembangan Jakarta. Yuk, kita kenali lebih jauh tentang sejarah menarik di balik museum ini!
Pada tahun 1620, gedung pertama yang berfungsi sebagai balai kota Batavia didirikan di tepi Kali Besar. Sayangnya, bangunan itu hanya bertahan enam tahun karena serangan dari Sultan Agung. Gubernur-Jenderal Jan Pieterszoon Coen lalu membangun ulang balai kota pada tahun 1627 di lokasi yang sekarang dikenal sebagai Taman Fatahillah. Awalnya, bangunan itu hanya memiliki satu lantai, tapi kemudian ditambah menjadi dua lantai.
Pada tahun 1707, bangunan ini direnovasi lagi oleh Gubernur-Jenderal Joan van Hoorn karena mulai rusak. Akhirnya, pada 10 Juli 1710, balai kota baru diresmikan oleh Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck. Selama lebih dari 200 tahun, gedung ini digunakan sebagai pusat administrasi, pengadilan, dan penjara utama di Batavia hingga tahun 1846, sebelum penjara dipindahkan.
Ketika Batavia terus berkembang, aktivitas pemerintahan pindah ke daerah Tanah Abang West pada tahun 1913, dan kemudian ke kawasan Monas pada 1919. Setelah itu, gedung ini sempat digunakan untuk berbagai keperluan pemerintah, termasuk saat pendudukan Jepang. Hingga akhirnya, pada 30 Maret 1974, bangunan ini resmi dijadikan Museum Sejarah Jakarta.
Museum ini sebenarnya sudah mulai beroperasi sejak tahun 1939 dengan nama Museum Oud Batavia. Namun, sejak tahun 1999, museum ini semakin interaktif dan edukatif, menjadikannya tempat yang ideal untuk belajar tentang sejarah Jakarta dari masa prasejarah hingga masa kini.
Museum Fatahillah kini bukan hanya tempat wisata, tetapi juga pusat informasi dan hiburan sejarah yang tak boleh dilewatkan jika ingin mengenal Jakarta lebih dekat.
Koleksi Museum Fatahillah Jakarta
Museum Fatahillah, atau yang dikenal juga sebagai Museum Sejarah Jakarta, memiliki banyak koleksi menarik yang menggambarkan perjalanan panjang sejarah Jakarta. Koleksi ini mencakup berbagai peninggalan dari masa kerajaan hingga masa kolonial Belanda.
Pengunjung bisa melihat replika peninggalan dari masa Kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, serta berbagai artefak hasil penggalian arkeologi yang ditemukan di Jakarta. Ada juga mebel antik dari abad ke-17 hingga abad ke-19 yang memadukan gaya Eropa, Tiongkok, dan Indonesia.
Selain itu, museum ini memiliki koleksi keramik, gerabah, hingga batu prasasti yang semuanya disusun di berbagai ruang bertema, seperti:
- Ruang Prasejarah Jakarta: Menampilkan artefak dari zaman prasejarah.
- Ruang Tarumanegara: Berisi peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara.
- Ruang Jayakarta: Mengisahkan sejarah awal kota Jakarta.
- Ruang Fatahillah: Mengulas peran Panglima Fatahillah dalam sejarah.
- Ruang Sultan Agung: Menampilkan koleksi dari masa pemerintahan Sultan Agung.
- Ruang Batavia: Menggambarkan kehidupan di Batavia sebagai pusat administrasi dan perdagangan.
Museum ini juga menyajikan kebudayaan Betawi, seperti koleksi mata uang (numismatik) dan becak khas Betawi. Salah satu koleksi unik yang bisa dilihat adalah patung Dewa Hermes, dewa keberuntungan dalam mitologi Yunani, yang dulunya berada di perempatan Harmoni.
Tidak ketinggalan, ada meriam Si Jagur yang terkenal karena dianggap memiliki kekuatan magis. Pengunjung juga bisa menjelajahi bekas penjara bawah tanah yang digunakan pada masa penjajahan Belanda, memberikan pengalaman yang menambah wawasan tentang masa lalu Jakarta.
Museum Fatahillah benar-benar menyimpan kekayaan sejarah yang menarik untuk dijelajahi, baik oleh pecinta sejarah maupun siapa saja yang ingin lebih mengenal Jakarta.
Baca Juga : Persija Jakarta : Tim Andalan Kota Jakarta