Museum Wayang Jakarta: Sejarah, Tiket, Lokasi, dan Jam Buka
Museum Wayang Jakarta adalah salah satu museum yang berada di Kota Tua Jakarta. Koleksi dari Museum Wayang meliputi ragam wayang dari seantero Nusantara.
Museum Wayang terletak di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Pinangsia, Kota Tua, Jakarta Barat. Museum ini buka dari hari Selasa hingga Minggu, pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
Harga tiket masuk adalah Rp 5.000 per orang dewasa, Rp 3.000 untuk pelajar, dan Rp 2.000 untuk anak-anak.
Selain menikmati koleksi seni wayang, pengunjung juga bisa menonton pertunjukan wayang yang dibawakan oleh dalang profesional setiap hari Minggu mulai pukul 10.00 WIB.
Sejarah Museum Wayang Jakarta
Sejarah Museum Wayang diawali dengan didirakannya gereja tua oleh VOC pada tahun 1640 yang memiliki nama “de oude Hollandsche Kerk”. Sampai tahun 1732, gedung ini digunakan sebagai tempat ibadah bagi penduduk sipil dan tentara Belanda yang tinggal di Batavia.
Pada tahun 1733, gereja tersebut direnovasi dan namanya diubah menjadi “de nieuwe Hollandsche Kerk,” yang berdiri hingga tahun 1808.
Di halaman gereja yang kini menjadi taman terbuka Museum Wayang, terdapat sembilan prasasti yang memuat nama-nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di sana.
Akibat gempa, bangunan gereja tersebut rusak. Di lokasi tersebut kemudian dibangun kembali sebuah gedung yang difungsikan sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co.
Bagian depan museum ini dibangun pada tahun 1912 dengan gaya Neo Renaissance, dan pada tahun 1938 seluruh gedung ini direnovasi dengan gaya rumah Belanda pada zaman Kolonial.
Pada tanggal 14 Agustus 1936, gedung dan tanahnya ditetapkan sebagai monumen. Selanjutnya, gedung ini dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG), sebuah lembaga independen yang bertujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan dan menerbitkan hasil penelitian.
Pada tahun 1937, lembaga tersebut menyerahkan gedung kepada Stichting oud Batavia dan kemudian dijadikan museum dengan nama “de oude Bataviasche Museum” atau Museum Batavia Lama, yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer, pada 22 Desember 1939.
Gedung ini diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI) dan namanya diubah menjadi Museum Jakarta Lama pada tahun 1957.
LKI kemudian menyerahkan gedung ini kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Akhirnya, pada tanggal 23 Juni 1968, gedung museum ini diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Koleksi Museum Wayang
View this post on Instagram
Pasti kamu memiliki pertanyaan tentang apa saja koleksi Museum Wayang Jakarta ? Museum Wayang memiliki koleksi lebih dari 4.000 buah wayang yang mencakup wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber, dan gamelan. Selain wayang dari Indonesia, museum ini juga menampilkan wayang dari berbagai negara.
Di lantai dasar, pengunjung bisa menemukan berbagai jenis wayang dari Indonesia, seperti Wayang Orang dan Ondel-Ondel.
Di lantai ini juga terdapat koleksi wayang kulit dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Wayang Kulit Purwa dari Jawa Tengah, Wayang Kulit Bali, dan Wayang Kulit Kancil dari Jawa Timur. Selain itu, terdapat pula koleksi topeng yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara, seperti topeng Cirebon dan topeng Bali.
Di lantai satu, terdapat makam Jan Pieterszoon Coen, Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang keempat dan keenam. Lantai ini juga menampilkan koleksi gamelan lengkap yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang.
Selain itu, terdapat koleksi wayang golek Sunda dan wayang Potehi dari Tiongkok. Museum ini juga memiliki koleksi wayang kontemporer, yang mencerminkan perkembangan seni wayang di masa modern.
Nah, itulah ulasan lengkap tentang Museum Wayang Jakarta. Simak 10 Museum di Jakarta yang Patut Kamu Kunjungi lainnya di Blog lokerjakarta.id !