Pertanyaan Sulit saat Wawancara? Begini Cara Menjawabnya!

Pertanyaan Sulit saat Wawancara? Begini Cara Menjawabnya! – Mungkin bagi para pelamar kerja yang masih baru atau baru saja lulus, melakukan sebuah wawancara kerja adalah hal yang sulit dan ditakuti. Mengapa demikian? Karena si pewawancara harus memperhatikan banyak hal dengan teliti saat sedang melakukan wawancara kerja pada pelamar kerja.

Mengapa pewawancara menyelipkan pertanyaan-pertanyaan sulit dalam sebuah wawancara kerja? Selain untuk menilai kepribadian, kejujuran, kemampuan diplomasi dan kemampuan verbal calon pekerja, pertanyaan sulit tersebut juga dimaksudkan untuk melihat reaksi si pelamar kerja dalam menghadapi sebuah situasi sulit dan memberikan tekanan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sulit ini misalnya:

  • Mengapa Anda keluar dari pekerjaan sebelumnya?
  • Berapa gaji yang Anda inginkan?
  • Apa saja sifat positif yang Anda miliki?
  • Apa saja sifat negatif yang Anda miliki?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, inilah beberapa tipsnya:

Baca Juga : Bagaimana Menjawab 10+ Pertanyaan Interview Tersulit

1. Pertanyaan Tentang Gaji

Pertanyaan tentang gaji terkadang bisa membuat calon karyawan baru menjadi tidak nyaman. Untuk mempersiapkan jawaban dari pertanyaan tersebut, kamu bisa melihat dari jenis jabatan yang akan kamu lamar dan standar gajinya. Kemudian berikan jawaban seperti, “Menurut sepengetahuan saya, dengan jabatan ini saya mengharapkan rentang gaji antara 3 sampai 3.5 juta. Tetapi saya juga bisa bernegosiasi jika perusahaan ini memiliki kebijakan berbeda.” Hal ini akan memberikan kesan bahwa kamu berniat untuk bekerja sampai kamu mau mencari tahu tentang kisaran gaji mengenai jabatan kamu, sekaligus juga memberikan kesan diplomatis.

2. Pertanyaan Tentang Sifat Pribadi

Pertanyaan tentang sifat pribadi seperti sisi negatif maupun positif juga sering membuat tak nyaman karena bisa memberikan kesan menyombongkan dan menjelek-jelekan diri sendiri. Trik untuk menjawab pertanyaan seperti ini adalah hindari jawaban-jawaban klise seperti “Saya adalah orang yang Perfeksionis”, dan sejenisnya. Berikan jawaban yang terbuka seperti “Saya adalah pekerja yang baik di dalam melakukan tugas tim maupun tugas individu seperti…”. Untuk pertanyaan tentang sifat negatif, kamu bisa menjawab “Seringkali saya sulit untuk mengatur waktu bekerja, tetapi saya sudah bisa mengatasinya dengan…”

3. Pertanyaan Alasan Keluar Dari Pekerjaan Sebelumnya

Untuk pertanyaan mengenai alasan kenapa keluar dari pekerjaan sebelumnya, hindari jawaban yang menjelek-jelekkan perusahaan tersebut. Hal tersebut harus dilakukan untuk menghindari dugaan si pewawancara kalau kamu akan melakukan hal yang sama jika kamu keluar dari perusahaannya. Hindari juga jawaban seperti ingin mencari pengalaman baru, karena hal tersebut dapat memberikan kesan bahwa kamu bukanlah orang yang loyal terhadap suatu pekerjaan. Berikan jawaban seperti “Saya cukup menikmati bekerja di perusahaan sebelumnya, tetapi saya keluar karena tujuan saya dengan manajemen sudah berbeda walaupun kinerja saya di anggap baik oleh mereka.” Inilah pentingnya berhenti bekerja dengan baik. Jika perlu, kamu bisa meminta surat referensi saat keluar dari pekerjaan kamu.

Di jaman sekarang ini, sudah bukan saatnya membumbui resume atau memberikan jawaban yang terkesan dibuat-buat saat melakukan wawancara kerja. Kejujuran akan lebih dihargai oleh para pemilik perusahaan asalkan kamu menyertainya dengan diplomasi dan solusi yang baik.

Sampaikan jawaban kamu dengan percaya diri, baik dan sopan. Maka kamu akan memiliki kemungkinan besar mendapatkan posisi yang kamu inginkan di perusahaan tersebut.

Bagikan :